Cari Blog Ini

Selasa, 04 Mei 2010

KARAKTERISTIK PENDIDKAN DINASTI SAFAWI


Tugas ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Muqowim, S.Ag. M.Pd










Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Nafi’
Nim : 07410217
Kelas : PAI E (5)



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KEGURUAN
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010


Pendahuluan

Jika masa keemasan Islam bertitik zenith pada periode Dinasti Umayah dan Abbasiyah, maka keruntuhan Baghdad pada tahun 1258 M secara politis menandakan tenggelamnya masa kejayaan tersebut. Demikian hingga menjelang abad 16, yang merupakan masa teramat krusia bagi sejarah peradaban Islam. Dunia Islam mulai bangkit kembali dengan ditandai dengan munculnya tiga kerajaan besar, kerajaan Safawi di Iran, kerajaan Mughol di India dan kerajaan turki Usmani di Turki. Sehingga Harun Nasution mengidentifikasi masa ini sebagai kebangkitan Islam kedua.
Sebagai masa kebangkitan islam kedua tentu akan menarik untuk di kaji lebih lanjut mengenai karakteristik pendidikan pada masa Daulah Safawiyah terlebih jika dibandingkan dengan masa keemasan Islam (masa Umayah dan Abbasiyah). Apalagi dinasti Safawi merupakan dinasti yang paling maju diantara ketiga kerajaan lain yang muncul pada masa kebangkitan islam kedua ini.
Makalah ini akan mencoba memparkan sedikit banyak tentang; asal-usul kerajaan safawi, masa keemasan dan kemunduran, karakteristik pendidikan pada masa itu dan factor-faktor yang membelakangi pelaksanaan pendidikan.













Pembahasan
Dinasti Safawi

A. Asal-usul dinasti Safawi
Safawi adalah sebuah nama kerajaan Islam yang memerintah antara tahun 1501-1722 di Persia (Iran). Awal mula munculnya kerajaan ini di mulai dari sebuah gerakan tarekar yang dipimpin oleh safi al-din Ishak al-ardabil (1251-1334 M), yang merupakan keturunan dari Musa al-kadzim selaku imam Syi’ah yang keenam. Nama safawi sendiri di ambil dari nama safi yang merupakan pemimpin tarekat ini.
Ketika kepmimpinan tarekat ini dipegang oleh junaid (1447-1460 M), aliran ini memprlebar gerakanya ke wilayah politik, hinggamunculah keinginan untuk mendirikan sebuah Negara sendiri. Namun keinginan tersebut baru dapat terwujudkan ketika kepemiminan dipegang oleh Syah Ismail yang memproklamatorkan dirinya sebagai raja Safawi, sehingga secara tidak langsung lahirlah kerajaan Safawi pada tahun 1501 M. Secara kepemimpinan pada masa Safawi pemimpin pemerintahan adalah seorang raja yang kemudian mewariskan tahtanya kepada putraya, raja-raja Safawi kesemuanya bergelar Syah. Sedangkan dari segi faham keagamaan, negara sendiri menganut faham teologi Syi’ah sebagai teologi negara.
B. Masa keemasan dinasti Safawi
Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuan pada masa pemerintahan Syah Abbas I, dimana erajaan safawi mampu memeprluas tanah kekuasaan sampai ke daerah Tabriz, Sirwan, irak, negeri lembah Kaukasus dank ke Balakh dan Merv dan pulau-pulau Hermuz di teluk Persia yang kemudian dibangunlah Bandar Abbas. Sedangkan kemajuan yang diperoleh di bidang ilmu pengetahuan adalah lahirnya beberapa ilmuwan antara lain Shadr al-din asy-Syaeroji seoarng filosof, Ibnu Muhammad ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah, dan tokoh-tokoh yang lain. Bidang fisik dan seni, para penguasa safawi berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaaan menjadi kota yang sangat indah. Dibangun pula masjid-masjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolahan-sekolahan, jembatan raksasa diatas Zende rud, dan istana Chihil sutun. Untuk unsur seni dapat dilihat dari bentuk kerajinan tangan sperti keramik, karpet, akaian, tenun, tembikar, keramik, ulos dan lain-lain.
C. Masa kemunduran dinasti Safawi
Masa kemunduran kerajaan safawi dimulai ketika tampuk kepemimpinan berganti dari Syah Abbas I ke putranya Safi Mirja (1628-1642 M) dan pada akhirnya Syah Husin Syah harus menyerahkan mahkota kerajaan safawi keada Mir muhammad Khan, pahlawan Afghanistan yang baru sekaligus penguasa kerajaan Safawi yang baru.
Penyebab kemunduran dinasti safawi dan bahkan samai harus merelakan kepemimpinan diambil alih oleh pemimpin yang berasal dari gologan lain adalah adanya kegilaan atas keagungan/poularitas Syah Abbas I yang berlebihan dan takut tersainginya poulariras oleh popularitas, kecerdasan dan ketramilan yang dimiliki oleh orang lain. Bahkan suatu waktu beliau sampai merencanakan pembunuhan terhadap putranya yang bernama Safi Mirja dan membutakan mata putra ketiganya Khuda Banda.
D. Karakteristik pendidikan masa dinasti Safawi
Pada periode keemiminan Syah Abbas I meruakan puncak kejayaan dinasti safawi. Sejarah mencatatnya sebagai masa kebangkitan kejayaan lama Persia. Sikap Syah Abbas I terhadap pengembangan keilmuan dan pendidikan dapat dilihat dari segi fisik material, keberhasilannya ditunjukkan dengan dibangunnya 162 masjid dan 48 pusat pendidikan.
Pada masi ini berkembanglah berbagai aliran pmikiran dalam mazhab Syi’ah. Salah satu pemikiran yang berkembang esat adalah filsafat, sedangkan ilumu pengetahuan yang berkembang di masa itu lebih banyak didominasi oleh pembahasan tentang teosofi dan filsafat, bukan dalam ilmu pengertian sains secara umum.
Kondisi yang demikian dapat difahami dengan melihat dari tujuan awla pendirian dinasti Safawi oleh Syah ismail muda yaitu bertujuan untuk pengembangan da penyebaran teologi Syi’ah. Mka tidaklah salah jika pendidikan dilakukan demi untuk penguatan akidah dan dimensi ajaran Syi’ah, bahkan untuk mendukung hal trsebut dilakukanlah sebuah terobosaban guna melengkapi system pendidikan masa itu yaitu dengan mengimpor para sarjana/ulama dan ditugaskan sebagai tenaga pengajar/pendidik dan buku-buku referensi sebagai kurikulum pendidikan dinasti Safawi.
Namun hal tersebut berubah ketika kepemimpinan pemerintah dipegang oleh Syah Abbas II yang mengeluarkan kebujakan terkait dengan liberalitas intelektual, yang membebaskan setiap individu dalam mengekspresikan pemikirannya, dan juga kebebasan bagi perempuan dalam memainkan perannya di setia bidang.
E. Sistem pendidikan masa dinasti Safawi
Bahwasannya system pendidikan pada masa ini didominasi oleh tiga jenis pendidikan;
1. Pendidikan indokritatif
Yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mewujudkan patriotism terhadap Negara. Dalam hal ini doktirin yang digunakan ialah doktrin yang terkait dengan teologi Syi’ah selaku telogo yang dianut oleh Negara. Diketahui pula rasa ajaran Syi’ah begitu kentasl memarnai pemerintahan safawi. Karna keberhasilan pemerintahan Safawi banyak ditentukan oleh interistik dan seruan keagamaan.
2. Pendidikan estetika
Pendidikan ini menekankan pada seni karya yang diharapkan mampu menjadi komuditi perdagangan dinastii Safawi. Dalam sejarahnya, dinasti Safawi telah mengenal perdagangan internasional dan bahkan telah melakukan kerjasama perdaganagn dengan bangsa-bangsa eropa semisal Portugis, Perancia dan Inggris. Maka tidak salah jika dinasti Safawi berharap banyak terhada rakyatnya agar mampu mengembangkan aspek perdagangan dengan membekali mereka kemampuan-kemampuan terkait dengan perdaganyan.
3. Pendidikan militer dan manajemen pemerintahan
Sebagai bangsa yang besar dan memiliki tanah kekuasaan yang luas, sudah sewajarnay dinasti safawi mengembangkan kekuatan militer mereka guna memertahankan kekuasaannya. Sedangkan diperlukan pula orang-orang yang ahli dalam bidang pengelolaan pemerintah secara internal.
F. Rekontruksi Kekinian
Dari penjelasan tentang pendidikan masa Safawi, dapat kit berikan upaya rekontruksi kekinian, khususnya pendidikan di Indonesia. Rekontruksi di sini dimaksudkan untuk mengambil nilai-nilai klama yang baik pada masa safawi untuk diterapkan pada masa kini. Dan permasalahan yang harus ditekankan adalah pendidikan nasionalisme, banyak sekali putra bangsa yang tidak lagi mempunyai perhatian terhadap bangsa ini, hal ini dapat dilihat dari banyaknya mereka yang tidak mau lagi memberikan jiwa nya demi bangsa ini, tentunya hal ini tidak aka terjadi bila pendidikan di Indonesia memberikan porsi yang lebih terhadap peanaman rasa nasionalisme ke dalam jiwa pserta didiknya sebagai mana yang telah dilakukan oleh dinasti Safawi. Begitu pula soal pemberian pendidikan yang sesuai dengan kondisi yang ada, dimana pendidikan tidak hanya berkutat dengan keilmuan saja, tetapi perlu juga membekali peserta didik dengan ketrampilan-ktetrampilan yang nantinya akan m,enolong hidup mereka di kemudian hari.








Kesimpulan

Dinasti safawi muncul setelah tenggelamnya masa kejayaan dinasti umaiyah dan Abbasiyah yang kemudian diidentifikasi bahwa masa ini adalah masa kebangkitan islam kedua. Adapun system da praktek pndidikan pada masa itu semata-mata di dominasi oleh tiga jenis pendidikan; pendidikan indroktrinifikasi, pendidikan estetika dan pendidikan militer dan manajemen pemerintahan.








Daftar Pustaka
Suwito,2005, Sejarah Social Pendidikan Islam, Jakarta, kencana
Ira, 1999, Sejarah Social Ummat Islam. Jakarta, PT Grafindo persada
Musyrifa, 2004, Sejarah Islam Klasik, Jakarta, Prenana Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar